Setiap bangsa pasti
membutuhkan seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik tentu akan lahir dari
masyarakat yang baik. Dia harus memiliki pandangan yang arif dan bijaksana
dalam mengambil sikap. Karena itu, sosok pemimpin harus memiliki ilmu yang
cukup, wawasan yang luas, dan mampu memberikan teladan dimanapun dia berada.
Pendidikan menjadi
sebuah keniscayaan. Sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan, harus rajin
belajar, menuntut ilmu tanpa lelah dan putus asa. Generasi muda dituntut untuk mampu
memberikan pengabdian terbaik untuk bangsa dan agama kita.
Rasulullah SAW bersabda:
“Anak muda sekarang adalah pemimpin masa depan.”
Hadis di atas
memberikan motivasi kepada kita bahwa kita kaum muda saat ini adalah
calon-calon pemimpin umat di masa mendatang. Mereka yang sekarang memimpin
tentu akan dibatasi oleh waktu. Mereka akan berhenti dan kita akan menggantikan
mereka. Tanpa generasi muda, mereka pasti akan kehilangan semangat karena apa
yang telah mereka lakukan saat ini akan sia-sia dimasa mendatang.
Ditengah maraknya
pengaruh negatif perkembangan teknologi dan pengetahuan global yang “menjebak”
generasi muda pada gaya hidup yang manja, materialis dan hedonis hingga
membuat tidak sedikit dari generasi muda yang telah kehilangan jati diri, salah
satu yang dibekali Hurin ‘In pada seluruh siswa-siswinya adalah
penguasaan ilmu bela diri, Silat Sabeni Tanah Abang.
Bukan tanpa alasan
kenapa Hurin ‘In memilih Silat Sabeni Tanah Abang sebagai ilmu bela diri
yang diturunkan kepada santriwan-santriwati Hurin ‘In:
1. Ilmu Bela Diri Sabeni Tanah Abang merupakan aliran silat tradisional
asli Betawi yang lahir di Tanah Abang sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Dari
sini diharapkan tumbuh “rasa memiliki” dalam diri setiap peserta didik Hurin
‘In bahwa seni pukul Sabeni adalah warisan budaya Tanah Abang, milik mereka
juga yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Apalagi jarak antara Hurin ‘In dan
tempat kelahiran Ilmu Bela Diri Sabeni hanya beberapa puluh meter saja.
2. Silat Sabeni Tanah Abang tidak hanya mengajarkan seni pukul
semata tapi juga membangun charakter building peserta didiknya, yang
bersumber dari nasehat dan petuah Sabeni bin Canam, selaku pendiri aliran silat
Sabeni yang lahir pada tahun 1860 dan wafat pada 15 Agustus 1945.
Diantara nasehat
dan petuah yang disampaikan oleh Engkong Sabeni (panggilan Sabeni bin Canam)
kepada putra-putri, cucu-cicit dan murid-murid beliau yang sampai hari ini
ditanamkan diantaranya adalah: “Musuh jangan dicari. Kalaupun datang pantang
lari. Hadapi apapun yang terjadi.” Nilai luhur semacam itulah yang kelak
diharapkan menjadi bagian dari perilaku keseharian semua keturunan engkong
Sabeni dan murid Pencak Silat Sabeni.