SPIRIT

A heartbreak is a blessing from God. It’s just his way of letting you realize he saved you from the wrong one. Patah hati adalah berkah Tuhan. Itu adalah cara Tuhan menyelamatkanmu dari orang yang salah

Rabu, 29 April 2015

SILAT SABENI TANAH ABANG

Setiap bangsa pasti membutuhkan seorang pemimpin. Seorang pemimpin yang baik tentu akan lahir dari masyarakat yang baik. Dia harus memiliki pandangan yang arif dan bijaksana dalam mengambil sikap. Karena itu, sosok pemimpin harus memiliki ilmu yang cukup, wawasan yang luas, dan mampu memberikan teladan dimanapun dia berada.

Pendidikan menjadi sebuah keniscayaan. Sebagai calon pemimpin bangsa di masa depan, harus rajin belajar, menuntut ilmu tanpa lelah dan putus asa. Generasi muda dituntut untuk mampu memberikan pengabdian terbaik untuk bangsa dan agama kita.

Rasulullah SAW bersabda: “Anak muda sekarang adalah pemimpin masa depan.”

Hadis di atas memberikan motivasi kepada kita bahwa kita kaum muda saat ini adalah calon-calon pemimpin umat di masa mendatang. Mereka yang sekarang memimpin tentu akan dibatasi oleh waktu. Mereka akan berhenti dan kita akan menggantikan mereka. Tanpa generasi muda, mereka pasti akan kehilangan semangat karena apa yang telah mereka lakukan saat ini akan sia-sia dimasa mendatang.

Ditengah maraknya pengaruh negatif perkembangan teknologi dan pengetahuan global yang “menjebak” generasi muda pada gaya hidup yang manja, materialis dan hedonis hingga membuat tidak sedikit dari generasi muda yang telah kehilangan jati diri, salah satu yang dibekali Hurin ‘In pada seluruh siswa-siswinya adalah penguasaan ilmu bela diri, Silat Sabeni Tanah Abang.
Bukan tanpa alasan kenapa Hurin ‘In memilih Silat Sabeni Tanah Abang sebagai ilmu bela diri yang diturunkan kepada santriwan-santriwati Hurin ‘In:

1. Ilmu Bela Diri Sabeni Tanah Abang merupakan aliran silat tradisional asli Betawi yang lahir di Tanah Abang sebelum kemerdekaan Republik Indonesia. Dari sini diharapkan tumbuh “rasa memiliki” dalam diri setiap peserta didik Hurin ‘In bahwa seni pukul Sabeni adalah warisan budaya Tanah Abang, milik mereka juga yang harus dilestarikan dan dikembangkan. Apalagi jarak antara Hurin ‘In dan tempat kelahiran Ilmu Bela Diri Sabeni hanya beberapa puluh meter saja.

2.   Silat Sabeni Tanah Abang tidak hanya mengajarkan seni pukul semata tapi juga membangun charakter building peserta didiknya, yang bersumber dari nasehat dan petuah Sabeni bin Canam, selaku pendiri aliran silat Sabeni yang lahir pada tahun 1860 dan wafat pada 15 Agustus 1945.

Diantara nasehat dan petuah yang disampaikan oleh Engkong Sabeni (panggilan Sabeni bin Canam) kepada putra-putri, cucu-cicit dan murid-murid beliau yang sampai hari ini ditanamkan diantaranya adalah: “Musuh jangan dicari. Kalaupun datang pantang lari. Hadapi apapun yang terjadi.” Nilai luhur semacam itulah yang kelak diharapkan menjadi bagian dari perilaku keseharian semua keturunan engkong Sabeni dan murid Pencak Silat Sabeni.

Jumat, 24 April 2015

CERITA

Di jadikan nya cerita sebagai bagian dari materi proses belajar mengajar Hurin ‘In bukan tanpa pertimbangan. Cerita, sebagaimana disebutkan Robert Cole, Children: How to Raise a Moral Child, adalah metode didaktif yang jauh lebih efektif ketimbang diskusi abstrak tentang moral.

Orang akan lebih mudah terpanggil dengan cerita  “konkret” pergumulan moral seseorang ketimbang dengan diskusi abstrak, misalnya: Apakah kebenaran itu, apakah keburukan itu, bisakah kita memperoleh cinta Tuhan, dan seterusnya dan sebagainya.

Dari cerita ini, setiap siswa-siswi Hurin ‘In (atau siapapun saja) sebenarnya diajak untuk terlibat menemukan intisari kebijaksanaan di dalamnya. Dari temuan-temuan itu diharapkan kelak mereka menjadi seorang yang bijak bestari.

Dari cerita ini pula diharapkan menjadi sumbangsih (sekecil apapun ia) bagi terbangunnya (meminjam istilah Gordon W. Allport) pola beragama yang intrinsic, pola beragama yang memandang agama sebagai comprehensive commitment dan tracking integrative yang mengatur seluruh hidup seseorang, pola beragama yang dapat membenamkan ruh spiritualisme didasar kedalaman hati yang dapat mengubah dan meningkatkan kwalitas diri setiap pelakunya.

Kamis, 23 April 2015

KULTUR LOKAL

Betapa berat tantangan yang dihadapi anak dan remaja era tahun 2000-an, terutama siswa-siswi Hurin ‘In. Mulai dari pergaulan bebas, penggunaan narkoba dan penyimpangan seksual telah menjadi pemandangan sehari-hari mereka. Belum lagi pengaruh negatif perkembangan teknologi dan pengetahuan global yang siap menjebak mereka pada gaya hidup yang manja, materialis dan hedonis.

Apalagi didukung oleh acara sinetron remaja di televisi yang lebih banyak mengeksploitir life style kemewahan, anak gedongan dan impian-impian yang serba wach !. Perlahan, namun penuh pasti mereka pun kehilangan jati diri sebagai sebagai manusia, sebagai hamba Allah Swt.

Malangnya lagi, anak-anak dan remaja yang mulai kehilangan jati diri itu dihadapkan juga oleh kontradiksi "kaya-miskin” yang mencolok, ketidak adilan sosial dan hukum yang telah melahirkan premanisme, mulai dari yang berpenampilan ala punk rock hingga pada tingkat yang paling menjijikkan; premanisme berseragam, berdasi dan tampilan relegius.

Kriminalitas pun terjadi dimana-mana, di berbagai strata sosial. Karena itu harus segera disadari, sekaligus dicarikan jalan keluar untuk, “bangunan kemanusiaan” anak-anak dan para remaja era milinea  yang tengah porak poranda ini.

Pendidikan yang mengarahkan setiap anak dan remaja menjadi generasi yang saleh dan salehah (baik dalam arti individu maupun sosial) adalah salah satu solusi nya. Hurin ‘In hadir dalam rangka menjawab tantangan zaman yang tengah dihadapi anak-anak dan remaja era tahun 2000-an.